SPOT BARU DI BROMO - BUKAN PANANJAKAN - BUKAN B29
Alarm berdering kencang mengganggu tidur yang
baru saja lelap. Sebuah tanda bahwa segera bergegas mempersiapkan diri untuk
berburu sunrise di spot baru sajian Mas Black. Diantara sadar dan mimpi kamipun
bergerak membelah Nongkojajar, Wonokirti sampai ke Pananjakan. Dingin dan
hening. Beberapa kali kami bertemu dengan para petualang bermotor. Meski hari kamis
bromo tak pernah sepi dari para pemburu keindahan.
Lama hujan tak kunjung datang membuat udara
makin kering dan dingin. Debu ladupun
sering terbang keudara menyesakan dada. Perkebunan warga menanti rindu
air langit yang turun ke bumi. Saking rindunya sampai bosan menanti.
Yess this is it. Spot baru yang di janjikan Mas
Black, Sisi lain Bromo. Terlalu bosan dengan pananjakan dan spot lainnya yang
ramai turis. Kami disajikan spot private. Kami bisa membangun tenda untuk
sekedar meluruskan badan, meracik kopi sambil menanti mentari. Oh nikmat mana
lagi yang kau dustakan.
Pada dasarnya Bromo masuk ke dalam salah satu
tujuan utama bagi para pemotor di Tanah Air. Pemandangannya Indah, Kalderanya
luas dan bisa dijadikan playground bagi para petualang. Mungkin terlalu
mainstream jika membahas bromo. Sudah pasti indah, sudah pasti keren, pokoknya
sudah pasti.
Tapi kenapa ga coba hal-hal yang berbeda.
Cemara lawang?? Pananjakan 1 dan 2??, bukit kingkong?? Pasir berbisik?? Puncak
b 29?? Ah ah sudah 4 tahun lalu kita bahas hal itu. Ga keren lagi buat kita.
Bukannya kaum millennial selalu rindu dengan hal baru dan unik.
Matahari muncul di arah pukul sepuluh. Agak
menyamping disisi kiri dari pandangan BBS (Bromo, Batok, Semeru). Suhu
menghangat dan kami selalu terpukau dengan fenomenanya, JUARA. Kabut-kabut yang
menjaga kaldera bromo perlahan pergi. Berganti dengan turis yang sibuk lalu
lalang mencari sudut terbaik untuk mengisi kolom media sosialnya. JEPRET.
Kami masih saja disini.. menanti sepi…
SEE YOU NEXT TRIP
Komentar
Posting Komentar