NGETRAIL DI DANAU TOBA
Malam begitu dingin menusuk tulang belulang. Anginnya menhempas wajah yang berair mata karena kantuk. Sementara terang bulan timbul tenggelam dari pandangan karena terhalang pepohonan pinus yang berjajar rapih menghiasi perbukitan. Malam menjelang pagi, perjalanan menuju Sigura-gura dengan sisa tenaga.
Genap malam ketiga dalam explorasi danau Toba dengan roda dua. Menyusuri jalan-jalan desa yang tidak biasa. Rasanya keindahan itu belum juga hilang dari kelopak mata. Bukit-bukit vulkanik menjulang tinggi menantang langit yang biru. Hijau terhampar beralaskan danau yang terbentuk atas letusan purbakala. Sejuk, nikmat dan tak mau lekas pergi. Oh oh oh... sudah lah...
Dimulai dari Kedai Kopi milik Tigor Siahaan kami memulai perjalanan menuju Pangururan. Melewati Muara dan Lembah Bakkara yang begitu mempesona hingga Bukit Sabulan dan Holbung yang sungguh mesra dengan savananya.
Temanya hari pertama adalah susur bibir danau. Dengan campuran antara aspal halus dan jalan makadam namun pemandangan lebih terbuka. Cukup untuk membuat kita jatuh cinta.
Hari kedua kami mencoba membelah jalan tengah pulau samosir, dari pangururan ke tomok. Pemandangan masih indah meski tidak seindah bayangan. Karena aspal yang sangat mulus membuat kantuk. heheheehe. Jangan lupa sempatkan mampir di Desa Wisata Sigapiton. Tempat Ecopod berdiri sendiri diantara rumah warga yang memakai baju wonderful indonesia.
Sedangkan hari ketiga kami coba membelah hutan hujan tengah Sumatera menuju Parhitean, lembah lembab tempat jeram-jeram kelas dunia ada dan menantang para pengembara.
Yaaa kini Danau Toba memang sedang berbenah diri. Pembangunan infrastruktur begitu cepat. Jalan-jalan yang tadinya makadam berubah menjadi mulus dan halus. Bandara Silangit menjadi cantik dan melanyani penerbangan internasional dari dan ke Singapura. Tentu ini buah tangan seluruh pihak yang coba menjadikan Danau Toba bangkit dan menjadi Bali Baru, tujuan wisata yang molek dan seksi.
Sementara masyarakat bersuka cita mempersiapkan diri menyambut Hari Raya Natal yang hampir juga tiba. Kami berhenti dijembatan tua Parhitean. Suara gemuruh sungai asahan memantul bernyanyi diantara tebing-tebing curam mengantarkan air Danau Toba sampai ke laut. Sunyi.. dan damai...
Sepertinya tidak perlu waktu lama untuk mencintai tanah ini. Danau Toba.
See u next trip
danau toba 21-24 Desember 2018
video:
Komentar
Posting Komentar